BINCANG SENIMAN | Ruang, Audiens, dan Karya
BINCANG SENIMAN dalam JICON 2023 merupakan sebuah platform yang unik, yang tidak hanya merayakan puncak artistik tetapi lebih mendalam mengeksplorasiperjalanan proses kreatif dari awal hingga akhir. Program ini dirancang untuk menjadi jembatan yang menghubungkan berbagai talenta dalam dunia koreografi kontemporer, dengan berfokus pada inklusivitas usia, gender, latar belakang, dan keahlian. Melalui dialog dan pertukaran gagasan, program ini memfasilitasi pemahaman lebih dalam tentang karya yang disajikan, baik yang terlihat di panggung maupun proses di baliknya.
Bincang Seniman juga memberikan kesempatan bagi seniman untuk berbagi proses kreatif mereka, termasuk konten dan produksi. Ini memungkinkan seniman lain untuk memahami dan mengeksplorasi potensi kolaborasi di masa depan, sementara audiens diberi kesempatan untuk memberikan apresiasi, kritik, dan pertanyaan yang membangun. Program ini juga membantu penyelenggara dalam mengevaluasi dan memperluas wacana Tari Kontemporer di Indonesia, khususnya Jakarta.
Pentingnya pencatatan, pendokumentasian, dan pengarsipan dalam perjalanan sebuah kekaryaan juga ditekankan, menggarisbawahi bahwa setiap aspek dari proses kreatif adalah bagian integral dari pengetahuan dan pengalaman yang holistik. Dengan demikian, Bincang Seniman menjadi lebih dari sekadar pertemuan atau diskusi; ini adalah ruang dimana setiap aspek dari perjalanan artistik diberi pengakuan dan nilai yang sesuai.
Sabtu, 18 November 2023, pukul 13.00 – 14.30 WIB
Ruang Toeti Heraty, Gedung Ali Sadikin Lt. 8, Taman Ismail Marzuki
Pembicara | Speakers
Ikmal Awfar & Daniel Espe - Seniman Meruang PFN
M. Safrizal - Seniman Tari Pertunjukan Tarekat Kopi
Siti Alisa - Seniman Tari Pertunjukan In Cycle
Syimah Sabtu - Seniman Pertunjukan Origins of Us
Taufik Darwis & Agung Eko Sutrisno - Seniman Meruang Kali Pasir
Moderator | Moderator
Kennya Rinonce - Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta
diskusi imajitari | “RE-SPIRITUALIZE”: Teknologi, Ekspresi, Refleksi
“Re-Spiritualize” sebagai tajuk Imajitari 2023 mengemuka berdasarkan pandemi yang telah kita alami selama 3 tahun lebih; sebelum akhirnya diumumkan menjadi endemi, pandemi pernah membuat kita berada dalam ruang gerak yang dibatasi.
Peralihan pandemi ke endemi dipandang menyisakan perubahan. Saat tari sebagai bagian dari seni pertunjukan ditutup ruang-ruang pentasnya, dapat dikatakan bahwa muncul kerinduan pada perihal gerak— sebagai suatu koreografi keseharian.
Mengamati tari yang muncul sebagai pentas (baca: direkonstruksi untuk kepentingan tertentu), lebih lanjut mengemuka tari sebagai koreografi sosialbudaya berdasarkan konteks ruang yang spasial dan temporal; bahwa tari sebagai pentas adalah bagian dari keurbanan—bila hendak dibandingkan (atau tidak terlepas untuk membandingkan?) dengan tari di masa lalu sebagai ekspresi kultural, manifestasi (berke)seni(an) yang mengarah pada suatu spiritualitas bagi keseimbangan kehidupan.
Menyinggung keurbanan di atas, maka -seakan- tak terhindarkan menyinggung perihal modernitas, menyinggung pola kehidupan yang (di)wajar(kan) dengan sistem produksinya. Demikian kembali pada perihal keseimbangan kehidupan di atas pula, sistem produksi umum bermanifestasi kerja—untuk pemenuhan material yang praktiknya, terlebih dalam era yang kini mengglobal, dapat dikatakan menyisakan sangat sedikit ruang bagi suatu refleksi (baca: spiritualitas).
Sementara secara ekspresi, modernitas berbuah teknologi video (recording, editing) yang memungkinkan menangkap momentum seni (termasuk merekonstruksinya); yang sebelum adanya teknologi tersebut, seni sebagai ekspresi adalah perihal abstrak bila momentumnya telah usai.
Apakah “Re-Spiritualize” sebagai tajuk Imajitari (baca: sebuah festival dance film) 2023 menjawab perihal menghadirkan tari sebagai refleksi?
Apakah merekonstruksi ekspresi, dalam hal ini editing untuk kepentingan artistik dance film, mengaburkan atau menguatkan perihal refleksi?
Jumat, 17 November 2023, pukul 16.00 – 17.30 WIB
Studio Asrul Sani - Kineforum, Taman Ismail Marzuki
Pembicara | Speakers
Yola Yulfianti
Yuki Aditya
Moderator | Moderator
Hikmat Darmawan